Senin, 12 September 2022

Aksi Nyata Budaya Positif di SMP Negeri 12 Muaro Jambi

Setiap anak memiliki kodratnya masing masing baik kodrat alam dan zaman sesuai dengan filosofi Kihajar Dewantara bahwa tugas guru menuntun anak tersebut agar dapat berkembang sesuai kodratnya tersebut untuk mencapai kebahagiaan setinggi tingginya. Menurut KHD anak diibaratkan bulir bulir jagung yang ditanam, jika bulir jagung tersebut dirawat dengan baik, ditanam di tanah yang subur, cukup air dan sinar matahari maka bulir jagung tersebut walau memiliki bibit yang kurang baik akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Sebaliknya jika bulir jagung ditanam di tanah yang gersang, kurang sinar matahari, petani tidak merawatnya dengan baik maka bulir jagung tersebut tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Semangat menuntun murid agar mereka mencapai kebahagiaannya inilah yang perlu diterapkan sebagai wujud merdeka belajar  karena merupakan tujuan pendidikan Indonesia saat ini.

Tujuan pendidikan nasional yang mendasari merdeka belajar ini tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Semangat ini yang kemudian menjadi  pedoman, penunjuk arah di pendidikan di Indonesia. Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). Pembentukan karakter bagi anak anak sejak dini diharapkan menciptakan generasi Pancasila yang dapat mengamalkan nilai nilai pancasila secara baik dan konsisten,

Sekolah sebagai rumah bagi murid murid belajar untuk berkembang mengasah kodratnya, sebaiknya mampu memberikan rumah yang nyaman dan aman sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kolaborasi antar warga sekolah menciptakan sekolah yang nyaman ini dengan menerapkan budaya positif yang tertuang dalam keyakinan kelas atau sekolah itu sendiri. Sedangkan tujuan mulia dari penerapan disiplin positif adalah agar membentuk murid-murid yang berkarakter, berdisiplin, santun, jujur, peduli, bertanggung jawab, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Budaya positif yang sudah diterapkan di SMPN 12 Muaro Jambi diantaranya adalah kegiatan shalat berjamaah seebelum pulang sekolah dan IMTAQ yang selalu dilaksanakan setiap hari  jumat. Sesuai dengan nilai nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu "beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa". Kegiatan ini diharapkan murid murid di SMPN 12 Muaro Jambi selalu menjalankan kewajibannya sebagai muslim yaitu shalat berjamaah. Meningkatkan rasa keimanan mereka terhadap agama Islam, mengaplikasikan pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan shalat berjamaah di mushola SMP. Kegiatan IMTAQ adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh murid kelas 7 sampai dengan kelas 9 yang beragama islam untuk membaca yasin dan mendengarkan tausiah dari salah seorang murid. Disini murid di ajarkan untuk terbiasa membaca yasin, selalu mendengarkan ceramah ceramah agama yang tentunya mempertebal keimanan mereka terhadap agama Islam. Kemudian murid juga dibiasakan untuk belajar berani tampil di depan umum sebagai pembawa acara, memberikan tausiah dan memimpin doa.   

Kegiatan IMTAQ


Shalat Berjamaah

Murid juga dibiasakan untuk melakukan 5S yaitu, senyum, sapa, salam, sopan dan santun di sekolah, budaya ini sangat sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang sangat menjunjung tinggi norma kesopanan, saling menghargai kepada yang lebih tua dan bangsa yang terkenal dengan keramah tamahanya. Diera globalisasi ini dimana pengaruh budaya luar sangat gencar masuk ke Indonesia, dengan selalu membudayakan sopan santun, hormat menghormati diharapkan anak didik tidak pernah lupa budaya bangsa sendiri. Budaya yang sekarang semakin hilang dikehidupan bermasyarakat adalah semangat gotong royong. Untuk itu SMPN 12 Muaro Jambi juga menggalakan kegiatan gotong royong membersihkan perkarangan sekolah, setiap warga sekola wajib menjaga kebersihan dan keindahan sekolah. Sekolah yang bersih, nyaman dan tentram tentunya dambaan setiap warga sekolah.

Budaya salam sebelum masuk kelas

Murid bergotong royong membersihkan perkarangan

Membentuk manusia yang sehat juga sangat penting dilakukan di lingkungan belajar, salah satunya adalah budaya senam bersama. Selain murid diajarkan untuk selalu memakan makanan 4 sehat 5 sempurna murid juga dilatih tubuhnya agar selalu bugar. Dengan tubuh yag sehat dan bugar maka murid akan siap melakukan pembelajaran dengan semangat. Sekolah bukan hanya tempat untuk belajar akan tetap sebagai sarana murid untuk bermain. Melepas sejenak rutinitas mereka melakukan pembelajaran budaya ini sangat bagus untuk para murid merefresing otak dari kepenatan berpikir.
Murid melakukan senam bersama

Kegiatan perlombaan disela kegiatan pembelajaran

Salah satu fiosofi dari KHD adalah pembelajaran yang berpihak kepada murid yaitu guru diarahkan menciptakan pembelajaran yang berpusat kepada murid. Hal ini juga dituangkan didalam Profil pelajar pancasila yaitu murid dibimbing untuk berpikir kritis, kreatif dan mandiri. Sebagai seorang pendidik, guru diharapkan merancang pembelajaran yang kreatif menggunakan berbagai media ajar dan murid juga dibimbing untuk saling berkolaborasi. Nilai nilai ini nyatanya mampu menciptakan suasana yang nyaman dan rasa senang bagi murid untuk belajar.

Belajar operasi hitung menggunakan media pipet

Belajar operasi hitung menggunakan permainan ular tangga

Menciptakan lingkungan positif di sekolah salah satu strategi yang perlu dilaksanakan adalah penerapan disiplin. Tujuan penerapan disiplin positif adalah menanamkan motivasi kepada murid-murid untuk menghargai diri sendiri dengan nilai nilai kebajikan. Setelah mereka memiliki motivasi intrisik tersebut diharapkan murid dapat berperilaku baik dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan tanpa terpengaruh adanya hukuman atau hadiah. Murid murid terbiasa untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai untuk mencapai tujuan mulia. Menurut Diane disiplin diri juga mempelajari bagaimana cara kita mengontrol diri, dan bagaimana menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita hargai agar tercapai tujuan mulia yang diinginkan. Salah satu cara untuk menciptakan disiplin positif ini adalah dengan membentuk keyakinan kelas atau sekolah. Keyakinan kelas atau sekolah ini berisi nilai-nilai kebajikan yang sudah disepakati bersama terlepas dari agama, suku bangsa, bahasa dan latar belakang. Di SMPN 12 Muaro Jambi sendiri sudah membuat keyakinan kelas berdasarkan kesepakatan bersama antara guru dan murid.Setiap keyakinan kelas yang dibuat diharapkan dapat mewujudkan lingkungan belajar yang positif sehingga murid merasa senang dan nyaman belajar di sekolah.

Guru dan murid membuat keyakinan kelas bersama


Koneksi Antar Materi - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Ki hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan yang banyak memberikan sumbangan pemikirannya mengenai pendidikan di Indonesia, bahkan tanggal la...